Siapa Penerus Lorenzo Lestarikan Dominasi Iberia?
Publik Spanyol harus berterima kasih pada Jorge
Lorenzo dan Dani Pedrosa. Berkat keduanya, prestis Spanyol di ranah
olahraga tahun ini tetap terjaga – terutama Lorenzo karena sudah menjadi
yang nomor satu di ajang MotoGP.
Spanyol yang menghuni wilayah Semenanjung Iberia di Selatan Eropa,
beberapa tahun belakangan ini memang selalu mendominasi olahraga. Soal
sepakbola, jangan ditanya lagi. Baik duo La Liga, Real Madrid dan
Barcelona serta tim nasionalnya, sudah bikin silau mata dengan limpahan
prestasinya.
Namun di cabang lain, Spanyol juga tak kalah aktif melahirkan
atlet-atlet fenomenal. Lorenzo dan Pedrosa, berkecimpung di pacuan kuda
besi MotoGP dan musim 2012, tampil mendominasi ketimbang joki-joki
Italia. Namun seperti yang terurai di paragraf pembuka, hanya Lorenzo
yang berpredikat nomor wahid di cabang olahraga selain sepakbola, tahun
ini.
Arena jet darat Formula One, diwakili nama Fernando Alonso di kokpit Ferrari. Duda
keren
yang satu ini, nyaris kembali bertakhta jika di akhir-akhir seri tak
disalip seterunya, Sebastian Vettel. Untuk saat ini, Alonso masih
tertahan dengan dua gelar dunianya di musim 2005 dan 2006.
Tahun-tahun berikutnya juga menjadi milik atlet Iberia lainnya. Di tim
Davis Spanyol, sejak awal milenium ke-21 sudah merambah dominasinya.
Terhitung lima gelar Davis (2000, 2004, 2008, 2009, 2011) sudah disabet
negeri Matador itu.
Di antara penghuni tim Davis Spanyol, Rafael Nadal tampil sebagai
petenis yang paling menonjol. Serangkaian gelar prestisius individu, tak
lepas dari genggamannya, termasuk Wimbledon, turnamen tenis tertua di
kolong langit.
Dari cabang besar lainnya, dua bersaudara Pau dan Marc Gasol menjadi
delegasi di sektor bola basket. Bersama tim nasional basket Spanyol,
Gasol bersaudara sudah mempersembahkan emas Kejuaraan Dunia FBI 2006,
dua emas serta enam perak EuroBasket, serta masing-masing satu emas dan
perak Olimpiade.
Mungkin cukup sampai cabang basket, kendati di cabang-cabang lainnya,
Spanyol punya penguasaan pula, seperti di bola tangan, senam ritmik,
ski, rugby, futsal dsb. Masalahnya, takkan cukup tempat jika mesti
dirunut semuanya.
Yang pasti, tahun-tahun serta rangkaian prestasi di atas, sempat
disebut-sebut atlet sepeda Spanyol, Carlos Sastre, sebagai era emas
kedua Spanyol, sebagai kelanjutan era yang sama di abad ke-17, saat
negeri tetangga Portugal itu kaya akan hasil karya seni lukis dan
literaturnya.