Jumat, 07 Desember 2012

Fury Bidik Gelar di Pinggang Klitschko


Luke Tyson Fury (Foto: ist)

BELFAST – Tiga gelar kelas berat (WBA, WBO dan IBF) milik Wladimir Klitschko, bakal kedatangan ancaman baru. Jika tak ada aral melintang, musim panas tahun depan, Tyson Fury siap mencurinya dari pinggang Wladimir.

Memang, Fury terbilang masih satu langkah lagi untuk bisa jadi penantang kelas berat. Pasalnya, petinju Inggris tersebut masih harus menundukkan petinju Amerika Serikat, Kevon Johnson di Belfast, Sabtu depan.

Seumpama Fury yang selama ini belum terkalahkan mampu kembali menang, maka Fury punya peluang besar untuk jadi penantang berikutnya dari gelar-gelar yang dikoleksi adik kandung Vitali Klitschko tersebut.

Promotor Mick Hennessey mengklaim, sudah ada pembicaraan dengan manajer Wladimir, Bernd Boente, tentang pertemuan Fury dengan Wladimir, juga tentang di mana pertarungan tersebut bakal di hampar antara di Jerman dan Inggris.

“Saya sudah berbicara dengan manajer Wladimir, Bernd Boente, beberapa kali dan Tyson menyatakan siap menghadapinya (Wladimir),” ujar Hennessy kepada TheSun, Selasa (27/11/2012).

“Pertarungan ini akan digelar pada Mei, Juni atau Juli tahun depan. Jerman jadi lokasi favorit, tapi saya sudah bicarakan dengan perwakilan mereka tentang Old Trafford atau Croke Park,” tutupnya.

Pro-Kontra Mayweather vs Guerrero


Floyd Joy Mayweather Jr. (Foto: Reuters)

LAS VEGAS – Wacana pertemuan Floyd Mayweather Jr. kontra Robert Guerrero memicu pro-kontra di beberapa kalangan. Promotor Golden Boy sendiri, Richard Schaefer sudah memberi lampu hijau setelah mengklaim Mayweather menyatakan tertarik.

“Ketertarikan Mayweather sudah ada. Kesepakatan sudah dimulai dan tengah dalam proses. Saya sendiri, sudah punya bayangan lokasi pertarungan dan tanggal mainnya,” papar Schaefer kepada LATimes, Selasa (27/11/2012).

Nama Guerrero yang kini memegang sabuk WBC kelas welter, muncul setelah menambah rekor 15 kali tak terkalahkannya, usai menang telak atas dua petinju kelas welter, Selçuk Aydin dan Andre Berto, beberapa waktu lalu.

Kendati begitu, opini berlawanan dilontarkan analis tinju, Larry Merchant, yang mengusulkan untuk tidak menerima tantangan Guerrero. Apalagi menurut Merchant, masih ada petinju yang punya prestis lebih besar dari Guerrero, seperti Saúl ‘Canelo’ Álvarez atau Manny Pacquiao, yang pertemuan keduanya sudah lama dinanti publik.

“Saya harap Mayweather membidik pertarungan yang lebih besar (daripada melawan Guerrero). Pertarungan itu bisa saja melawan Pacquiao atau mungkin Álvarez. Mengalahkan Berto, merupakan kemenangan yang bagus dari Guerrero, tapi itu tidak otomatis menempatkannya sebagai penantang besar,” tandas Merchant.

Austin 'No Doubt' Trout Tambah Daftar Kekalahan Cotto


(Foto: Reuters)

NEW YORK – Petinju Amerika Serikat, Austin Trout mengalahkan lawannya Miguel Cotto dengan kemenangan penuh. Ya, tiga juri menyatakan kemenangan angka kepada petinju berusia 27 tahun itu.

Pada partai berat yang digelar di Madison Square Garden, New York, Minggu (2/11/2012), Cotto jauh lebih dijagokan. Meski sebelumnya Cotto harus kalah dari Floyd Mayweather Jr yang berakibat terbangnya gelar juara kelas menengah junior WBA (super) miliknya, 5 Mei lalu .

Tampil sebagai underdog, membuat Trout dapat bermain lepas dan tampil tanpa beban. Hal tersebut tercermin dari gerakannya yang meladeni setiap serangan Miguel ‘Junito’ Cotto.

Pada partai yang memperebutkan gelar juara dunia WBA Super Welterweight ini, Austin ‘No Doubt’ Trout lebih banyak menjaga jarak karena memiliki pukulan dengan jangkauan yang lebih jauh, yaitu 185 cm, sementara jangkauan pukulan Cotto hanya 170 cm.

Dilihat dari gaya bertanding, kedua petinju pun memiliki gaya yang berbeda. Austin dengan gaya kidal dan Cotto dengan gaya ortodoksnya.

Meski Cotto gagal meraih sabuk WBA Super Welterweight kali ini, namun, hingga ronde ke-5, petinju asal Puerto Riko itu sukses mendominasi pertandingan dan terus menekan Trout. Namun, mulai ronde ke-6, keadaan justru berbalik, Trout tampil lebih agresif dan kerap melayangkan serangan.

Puncaknya, pada ronde ke-12, wajah Cotto terlihat memar terutama di area bawah mata, bahkan sedikit mengeluarkan darah. Namun, hal itu bukan alasan bagi Cotto untuk menyerah, semangat petinju berusia 30 tahun itu pun kian membara hingga pertandingan berakhir.

Usai pertandingan, rekor keduanya pun berubah. Austin Trout dengan rekor pertandingan 26 kali menang dan 14 kali KO, tanpa pernah mengalami kekalahan. Sementara Miguel Cotto memiliki catatan 30 kali menang KO dan 4 kali kalah.

Cotto Bantah Akan Gantung Sarung Tinju


Miguel Cotto (Foto: Reuters)

LAS VEGAS – Akhir pekan lalu, Miguel Cotto berupaya untuk merebut sabuk gelar WBA kelas Super Welterweight dari tangan Austin Trout. Sayang, usaha petinju asal Puerto Rico itu menemui kegagalan.

Trout, yang berusia 27 tahun terbukti terlalu muda dan terlalu lincah untuk Cotto, yang kini menginjak usia 32 tahun. Cotto kalah angka mutlak dari Trout, setelah ketiga juri memberi nilai 117-111, 117-111, dan 119-109 untuk petinju berkebangsaan Amerika Serikat ini.

Kekalahan itu yang dikabarkan membuat Cotto shock dan tak sedikit yang menyarankan dia untuk gantung sarung tinju. Gerakan Cotto mulai melambat, dan kekalahan demi kekalahan yang diterimanya membuat mental petinju berjuluk El Angel itu mulai diragukan untuk bersaing di level tinggi bersama petinju-petinju papan atas lainnya.

Kabar tersebut langsung dibantah oleh Cotto, dia mengaku hanya ingin beristirahat bersama keluarganya hingga akhir tahun ini. Dia juga memuji Trout, yang dinilainya bisa membuktikan kemampuannya yang sempat diragukan banyak orang.

“Saya belum selesai,” tegas Cotto, seperti dilansir Fox, Senin (3/12/2012). “Saya masih memikirkan tinju di dalam kepala saya. Saya hanya ingin beristirahat bersama keluarga saya hingga akhir tahun ini,” sambungnya.

“Sekarang, mereka tak perlu lagi mempertanyakan siapa itu Austin Trout,” ucap Cotto.
Cotto saat ini memiliki catatan bertarung 37 kali menang, 30 di antaranya menang KO dan empat kali kalah. Sebelum ditaklukkan Trout, Cotto juga dikalahkan Floyd Mayweather jr pada 5 Mei 2012.

Lawan Molina, Khan Janji Tampil Beda


Amir Khan. (Foto: Reuters)

LONDON - Mantan juara dunia tinju kelas Light Welterweight asal Inggris, Amir Khan mengaku akan tampil beda pada pertarungan melawan petinju Meksiko, Carlos Molina. Menurutnya, ia telah mengalami perubahan sikap semenjak terjadi pergantian pelatih.

Usai kehilangan gelar WBA (Super) Light Welterweight akibat dikalahkan petinju Amerika Serikat, Danny Garcia, Khan meninggalkan pelatih Freddie Roach. Ia kemudian bergabung dengan Virgil Hunter, yang telah lama melatih pemegang sabuk juara WBA dan WBC Super-Middleweight, Andre Ward.

Dan, pertandingan melawan Molina -yang sejauh ini belum terkalahkan- pada 15 Desember mendatang akan menjadi ujian pertama Khan di bawah asuhan Hunter. Khan sendiri mengaku siap dan telah mendapat tips dari Ward dalam menghadapi pertandingan besok.

“Saya akan lebih bijaksana pada pertarungan ini. Anda akan melihat Amir Khan yang berbeda dan jauh lebih baik,” ujar Khan kepada Telegraph, seperti dilansir Boxingnews24, Jumat (7/12/2012).

“Dia (Andre Ward) memberi saya beberapa tip, bagaimana caranya memiliki skill dan tetap cerdas. Dan, hal itu sangat membantu, karena (situasi) di LA membuat pikiran saya teralihkan,” sambung petinju yang meraih medali perak pada Olimpiade 2004 di Athena.

Khan sendiri memang tengah mencoba mengembalikan kejayaannya, setelah mengalami kekalahan pada dua laga terakhirnya (melawan Lamont Peterson dan Garcia). Petinju berusia 25 tahun tersebut kini memegang rekor 26 kemenangan (18 KO) dan 3 kekalahan (2 KO).

Pacman Ingin Kalahkan Marquez Sebelum Ronde 12 Usai


Manny Pacquiao vs J. Manuel Marquez. (Foto: Reuters)
Manny Pacquiao vs J. Manuel Marquez.
LAS VEGAS - Jelang pertarungan keempatnya melawan Juan Manuel Marquez, petinju Filipina, Manny Pacquiao membocorkan sedikit strategi. Pacman mengatakan, ia siap menerima pukulan untuk kemudian membalas dengan melancarkan serangan lebih banyak.

Pertarungan keempat antara Pacquiao dan Marquez, Minggu (9/12) pagi WIB meupakan ajang pembuktian siapa yang lebih baik di antara keduanya. Pada tiga laga sebelumnya, Pacquiao menang dua kali dan satu laga lagi berakhir draw. Namun, Marquez sendiri tak puas, karena ia merasa dirinya lah yang pantas menang. 

“Kami sedikit mengubah strategi pada pertandingan ini. Kami mempelajari gaya bertarungnya, dan (sekarang) kami siap,” ujar Pacman, seperti dilansir The Sun, Jumat (7/12/2012).

“Dia hafal bagaimana saya bertarung sehingga dia akan memanfaatkannya. Jadi, saya akan mencoba untuk membalas dengan pukulan lebih banyak,” sambung petinju yang juga berjuluk The Mexicutioner tersebut.

Selain itu, Pacquiao juga mengatakan kalau ia akan memanfaatkan setiap kesempatan yang dimilikinya, termasuk mengakhiri pertarungan sebelum ronde 12 berakhir.

“Fokus saya adalah terus melakukan serangan dan jika saya memiliki kesempatan untuk menyudahi pertandingan lebih awal, saya tak akan menyia-nyiakannya,” pungkas petinju berusia 33 tahun tersebut.

Siapa Penerus Lorenzo Lestarikan Dominasi Iberia?


Jorge Lorenzo Guerrero (kiri) & Rafael Nadal Parera, dua dari sekian atlet generasi emas Spanyol (Foto: Ist)

Publik Spanyol harus berterima kasih pada Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Berkat keduanya, prestis Spanyol di ranah olahraga tahun ini tetap terjaga – terutama Lorenzo karena sudah menjadi yang nomor satu di ajang MotoGP.

Spanyol yang menghuni wilayah Semenanjung Iberia di Selatan Eropa, beberapa tahun belakangan ini memang selalu mendominasi olahraga. Soal sepakbola, jangan ditanya lagi. Baik duo La Liga, Real Madrid dan Barcelona serta tim nasionalnya, sudah bikin silau mata dengan limpahan prestasinya.

Namun di cabang lain, Spanyol juga tak kalah aktif melahirkan atlet-atlet fenomenal. Lorenzo dan Pedrosa, berkecimpung di pacuan kuda besi MotoGP dan musim 2012, tampil mendominasi ketimbang joki-joki Italia. Namun seperti yang terurai di paragraf pembuka, hanya Lorenzo yang berpredikat nomor wahid di cabang olahraga selain sepakbola, tahun ini.

Arena jet darat Formula One, diwakili nama Fernando Alonso di kokpit Ferrari. Duda keren yang satu ini, nyaris kembali bertakhta jika di akhir-akhir seri tak disalip seterunya, Sebastian Vettel. Untuk saat ini, Alonso masih tertahan dengan dua gelar dunianya di musim 2005 dan 2006.

Tahun-tahun berikutnya juga menjadi milik atlet Iberia lainnya. Di tim Davis Spanyol, sejak awal milenium ke-21 sudah merambah dominasinya. Terhitung lima gelar Davis (2000, 2004, 2008, 2009, 2011) sudah disabet negeri Matador itu.

Di antara penghuni tim Davis Spanyol, Rafael Nadal tampil sebagai petenis yang paling menonjol. Serangkaian gelar prestisius individu, tak lepas dari genggamannya, termasuk Wimbledon, turnamen tenis tertua di kolong langit.

Dari cabang besar lainnya, dua bersaudara Pau dan Marc Gasol menjadi delegasi di sektor bola basket. Bersama tim nasional basket Spanyol, Gasol bersaudara sudah mempersembahkan emas Kejuaraan Dunia FBI 2006, dua emas serta enam perak EuroBasket, serta masing-masing satu emas dan perak Olimpiade.

Mungkin cukup sampai cabang basket, kendati di cabang-cabang lainnya, Spanyol punya penguasaan pula, seperti di bola tangan, senam ritmik, ski, rugby, futsal dsb. Masalahnya, takkan cukup tempat jika mesti dirunut semuanya.

Yang pasti, tahun-tahun serta rangkaian prestasi di atas, sempat disebut-sebut atlet sepeda Spanyol, Carlos Sastre, sebagai era emas kedua Spanyol, sebagai kelanjutan era yang sama di abad ke-17, saat negeri tetangga Portugal itu kaya akan hasil karya seni lukis dan literaturnya.