Rabu, 05 Desember 2012

Wow..Ada Planet Berlian di Galaksi Bima Sakti

detail berita

LONDON - Para wanita pasti senang mendengar berita ini, sebab sekelompok peneliti mengungkapkan bahwa mereka menemukan planet yang terbuat dari berlian di galaksi Bima Sakti. Planet yang dipenuhi berlian berkilau ini, sayangnya tidak bisa ditinggali oleh manusia.

Para peneliti yang berasal dari Ohio State University menemukan planet berlian tersebut di galaksi Bima Sakti, dengan letak 73 sampai 250 tahun cahaya. Kandungan mineral di berlian ini terdiri dari sampel besi, karbon dan oksigen yang kesemuanya ada di Bumi.

Menurut Wendy Panero, ketua kelompok penelitian ini mengatakan bahwa, dia dan rekan-rekannya mencapai kesimpulan bahwa kandungan besi, karbon dan oksigen di planet itu meniru kondisi di Bumi. Mereka menemukan juga tingginya karbon bercampur oksigen yang membentuk berlian.

Mereka pun membentuk model di komputer bagaimana mineral itu membentuk berlian. Apalagi menurutnya, 50 persen atom di planet ini akan berubah menjadi berlian. Karena berlian mampu menyalurkan panas dengan baik, namun berlian juga mampu membeku dengan cepat.

"Penelitian kami menemukan planet yang kaya karbon dapat membentuk dengan inti dan mantel, sama seperti Bumi lakukan. Namun, inti kemungkinan akan sangat kaya karbon seperti baja dan mantel juga akan didominasi oleh karbon, ini yang membentuk berlian," kata Panero, seperti yang dilansir Daily Mail, Kamis (15/12/2011).

Tapi berbeda dengan Bumi, kondisi seperti itu idak mungkin untuk mempertahankan kehidupan seperti yang kita kenal di planet yang kita tinggali.

Teleskop Hubble Tangkap Aurora di Planet Uranus

detail berita

WASHINGTON - Untuk pertama kalinya ilmuwan menangkap gambar dari fenomena aurora di atas planet yang dijuluki es raksasa, Uranus. Kemungkinan ini hanya sebagian kecil dari fenomena langka yang tampak dan ilmuwan percaya planet tersebut memiliki hal-hal unik lain yang belum terungkap.

Dilansir Spacedaily, Rabu (18/4/2012), fenomena aurora tersebut tertangkap melalui pengamatan dari Hubble Space Telescope. Penampakan aurora itu menunjukkan kilauan cahaya yang muncul namun tidak berlangsung lama. Cahaya tersebut berbeda seperti fenomena aurora yang terjadi di planet Bumi.

Dalam pengamatan baru dengan teleskop yang berbasis di planet Bumi, para peneliti mendeteksi titik-titik yang bercahaya di planet uranus seperti yang tertampak melalui teleskop Hubble. Tidak seperti aurora yang ada di planet bumi dengan kilauan cahaya warna hijau dan ungu yang berlangsung sekira satu jam, aurora yang terdeteksi di planet uranus nampaknya hanya bertahan beberapa menit.

Secara umum, fenomena aurora adalah fitur dari adanya magnetosfer yaitu area di sebuah planet yang dikendalikan oleh medan magnet serta terbentuk dari solar wind (angin matahari). Solar wind ini merupakan suatau aliran partikel bermuatan yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan nama korona.

"Planet uranus ini hanya diteliti secara rinci satu kali, selama penerbangan pesawat antariksa Voyager di 1986. Semenjak itu, kami belum mendapatkan peluang untuk melakukan pengamatan terbaru dari magnetosfer yang tidak biasa terjadi di planet ini," ujar Peneliti asal Paris, Laurent Lamy.

Pesawat NASA Temukan Objek Misterius di Saturnus

detail berita

CALIFORNIA - Para ilmuwan dari pesawat luar angkasa Cassini milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan objek misterius dengan panjang setengah mil pada salah satu cincin di planet Saturnus. Objek misterius itu meninggalkan jejak cahaya yang berkilauan.

Dilansir IBTimes, Selasa (24/4/2012), ilmuwan percaya kilauan cahaya yang ditinggalkan itu dikenal sebagai mini jets yang dihasilkan dari cincin F. "Saya pikir cincin F adalah cincin Saturnus yang paling aneh. Penemuan terbaru dari Cassini ini menunjukkan cincin F lebih dinamis dari apa yang kami bayangkan," ujar Carl Murray, ilmuwan dari Queen Mary University of London, Inggris.

"Temuan ini menunjukkan kepada kami mengenai wilayah cincin F seperti sebuah kebun binatang yang ramai dengan objek-objek yang menciptakan pertunjukkan spektakuler," tuturnya.

Sebelumnya, para ilmuwan telah menemukan benda asing lainnya yang berukuran besar seperti Prometheus (satelit ketiga milik saturnus). Kabarnya, Prometheus bisa membuat saluran, riak dan bola salju di cincin F. Kendati demikian, para ilmuwan belum mengetahui apa yang terjadi pada bola salju tersebut ketika benda itu tercipta.

Studi yang dilakukan ilmuwan menemukan bola salju kecil bertabrakan dengan cincin F. Bola saljur itu bergerak dengan kecepatan perjalanan sekira 2 meter per detik. Ketika bola salju kecil itu bertabrakan, sehingga terbentuk kilauan partikel es dengan panjang jejak sekira 20 sampai 110 mil.

Astronom: Manusia Harus Temukan Planet Baru

detail berita

CANBERRA - Astronom asal Australia mengatakan perlunya menemukan planet baru di luar tata surya untuk dapat mempertahankan kelangsungan kehidupan makhluk hidup. Adalah Charley Line Weaver dan mahasiswa PhD Aditya Chopra dari Australian National University yang menuliskan gagasannya pada Annual Reviews of Earth and Planetary Sciences.

Dilansir ABC Science, Jumat (27/4/2012), Lineweaver dan Chopra meninjau penelitian terbaru dengan memeriksa lingkungan di mana kehidupan ditemukan di planet Bumi serta kemungkinan lingkungan kehidupan di planet lain. Kabarnya pada 1995, ditemukan planet yang mengorbit bintang lain. Kemudian, jumlah exoplanet (planet di luar sistem tata surya) telah meroket hingga mencapai 750.

Informasi yang terungkap sebelumnya, menyebutkan pada akhir 2011, terdapat total 716 planet yang telah dikonfirmasi sebagai exoplanet, dan 2.326 planet yang masih berupa kandidat exoplanet. Planet-planet tersebut ditemukan oleh teleskop yang mengorbit di luar angkasa seperti Kepler serta pusat pengamatan antariksa di Bumi.

Sementara itu, meski ditemukan segelintir planet yang 'mirip bumi', para astronom masih jauh dari mengetahui apakah planet itu berpotensi dapat mempertahankan kehidupan. "Penentuan apakah planet-planet ini layak huni, telah menjadi holy grail (sesuatu yang dianggap suci) dalam bidang astronomi," ujar Lineweaver.

Lineweaver mengatakan salah satu alasan mengapa manusia harus mencari planet adalah demi menempatkan koloni manusia di masa depan. Dirinya menolak ide bahwa manusia harus tinggal di planet Bumi.

"Ini mungkin salah satu masalah terbesar yang paling membingungkan. Penting bahwa para ilmuwan planet akan berurusan dengan hal tersebut dalam 10 sampai 20 tahun mendatang," tambahnya.

Astronom Temukan Tiga Planet Berpotensi Layak Huni

detail berita

CALIFORNIA - Tim astronom internasional telah menemukan tiga planet yang menyerupai Bumi. Ketiga planet itu mengorbit pada matahari milik mereka sendiri dan tim astronom meyakini planet-planet tersebut kemungkinan bisa berpotensi layak huni.

Dilansir Intenational Business Times, Senin (30/4/2012), tim astronom dari Cornell University menggunakan bantuan spektrografi inframerah yang bernama TripleSpec di Mount Palomar Observatory, California. Temuan menunjukkan ketiga planet tersebut mengorbit dengan host stars mereka pada zona yang bernama Habitable Zones atau zona layak huni. Nama itu diberikan oleh tim astronom karena jarak orbit memungkinkan tersedianya air serta titik tertentu yang mereka percaya bisa berpotensi hadirnya kehidupan.

Host stars ini diberi kode KOI 463.01, KOI 812.03 dan KOI 854.01. Kode tersebut dibuat oleh tim yang merujuk pada karakteristik bintang M kerdil yang memiliki suhu lebih dingin, lebih kecil serta redup ketimbang matahari.

Tim astronom mengembangkan teknik TripleSpec tersebut untuk mengukur metallicities serta temperatur pada bintang M kerdil. Dengan menggunakan data dari TripleSpec, tim astronom menemukan tiga planet mirip Bumi yang memiliki ukuran, massa serta suhu yang juga ditemukan di Bumi.

KOI 463.01, KOI 812.03 dan KOI 854.01 berada di area antara konstelasi atau rasi bintang Cygnus dan Lyra. "Ada argumen yang cukup kuat bahwa sebagian besar planet di alam semesta sangat mungkin sebagai planet habitable zone (layak huni)," ujar Jamie Lyold dari asosiasi profesor astronomi di Cornell University.

"Jika kami melihat tanda-tanda oksigen di atmosfer planet-planet tersebut, ini akan menjadi langkah besar menuju identifikasi kehidupan extraterrestrial (kehidupan di luar planet Bumi yang ada di alam semesta ini)," tambahnya.

Ilmuwan: Mars Miliki Konsentrasi Air Serupa dengan Bumi

detail berita

CALIFORNIA - Ilmuwan telah melakukan penelitian mengenai petunjuk adanya air di bulan. Tidak hanya di bulan, para peneliti kini mengungkapkan temuan barunya, yang mengindikasikan mantel (lapisan) Mars memiliki konsentrasi air yang mirip dengan Bumi.

Dilansir Theregister, Jumat (22/6/2012), secara khusus, para peneliti mengatakan bahwa batuan di lapisan Mars bisa mempunyai konsentrasi air antara 70 sampai 300 bagian per juta. Bila angka tersebut dibandingkan dengan lapisan di Bumi, batuan di planet ketiga dalam tata surya ini menunjukkan konsentrasi air antara 50 sampai 330 Parts per million (PPM).

Ilmuwan yang meneliti, Francis McCubbin dan Erik Hauri meneliti meteorit yang berasal dari planet merah tersebut. Meteorit bernama Shergottite tercipta oleh pencairan sebagian lapisan Mars. Kemudian mengkristal, mendekati permukaan planet sebelum akhirnya keluar sekira 2,5 juta tahun lalu menuju Bumi.

Ilmuwan menganalisis kadar air mineral pada dua meteorit dengan proses sejarah yang berbeda. Hauri mengatakan, kadar air pada dua sampel yang berbeda itu menunjukkan kesamaan.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa air telah tercipta selama pembentukkan Mars. Planet tersebut mampu menyimpan air di bagian dalamnya selama masa diferensiasi (proses) planet," ujar Erik Hauri.

Hauri percaya temuannya mengenai jumlah kadar air di Mars tersebut, bisa mendukung Mars untuk memiliki satu kehidupan. Apabila terjadi aktivitas atau proses pada gunung berapi di planet tersebut, yang membawa air hingga ke permukaan.

Inilah Lagu Pertama yang Diputar dari Mars


detail berita

CALIFORNIA - Musisi hip-hop will.i.am yang melantunkan lagu berjudul "Reach for the Stars", menjadi penyanyi pertama yang lagunya disiarkan langsung dari Mars pada hari ini (29/8). Berkat bantuan robot penjelajah Curiosity dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), ia dapat meluncurkan lagu hit single premier terbarunya di planet merah tersebut.

"Ini merupakan yang pertama bahwa sebuah lagu dihadirkan dari planet lain," ujar Leland Melvin, Associate Administrator for Education NASA dan mantan astronot, yang berbicara kepada para peserta didiknya di event edukasi di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, seperti dilansir Nbcnews, Rabu (29/8/2012).

Pemutaran lagu "Reach of the Stars" yang diputar di Mars tersebut, persis seperti apa yang dilakukan NASA Administrator Charles Bolden, di mana ia melontarkan pernyataan yang mewakili suara manusia pertama yang disiarkan dari Mars. Debut rover Curiosity dengan biaya USD2,5 miliar di planet merah itu diwarnai tidak hanya misi eksplorasi, tetapi juga mengangkat budaya pop.

"Mars selalu memesona kita dan hal-hal yang diungkap oleh Curiosity, membantu kita untuk mempelajari tentang apakah ada kehidupan yang memungkinkan di sana. Dan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang penjelajahan manusia masa depan (di planet tersebut)," jelas Charles Bolden melalui pernyataan NASA.

"Will.i.am telah memberikan lagu pertama pada playlist (daftar pemutaran lagu) kami terkait eksplorasi Mars," tambahnya. Ini bukanlah yang pertama, sebelumnya grup rock Blur asal Inggris melalui European Space Agency pernah mencoba untuk melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan will.i.am, sebagai bentuk sinyal konfirmasi bahwa pesawat luar angkasa telah selamat mendarat pada 2003.

Akan tetapi, misi pendaratan itu mengalami kendala terkait hilangnya kontak. Kemudian, tidak pernah terdengar lagi. "Saya sedikit gugup, karena ibunda saya sebagai penonton," ungkap will.i.am yang merupakan salah satu personil Black Eyed Peas.

Pria dengan nama asli William J. Adams yang lahir 15 Maret 1975 ini memiliki keinginan yang kuat untuk menginspirasi anak-anak. Ia berupaya memberi motivasi pada anak-anak maupun orang dewasa, yakni apabila melakukan sesuatu pekerjaan apapun, ketika mengalami kebuntuan, jangan pernah ditinggalkan, namun mengubahnya dengan melakukan inovasi.

"Ini adalah pengingat bahwa segala sesuatu adalah mungkin jika Anda mendisiplinkan diri dan mendedikasikan diri sendiri serta tetap berpendirian pada sesuatu," pungkas will.iam. Bolden mengatakan bahwa will.i.am juga akan ikut terlibat dalam program edukasi NASA.