JAKARTA – PSSI versi Komite Penyelamat Sepakbola
Indonesia (KPSI) mengaku mengadakan pertemuan dengan Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng Selasa pagi tadi. Pihak KPSI, yang diwakili
oleh Joko Driyono dan Hinca Pandjaitan, bertemu Menpora untuk
menjelaskan alasan mengapa PSSI versi KPSI menolak imbauan untuk melepas
para pemain timnas yang berlaga di ISL, kompetisi di bawah kendali
KPSI.
Dalam pertemuan itu, menurut Joko, Menpora meminta agar pembentukan
timnas harus sesuai dengan kesepakatan Mou, yakni timnas di bawah
kendali Joint Committee (JC).Menurutnya, Menpora juga sudah menyampaikan
kepada para pihak guna menyelesaikan masalah ini dalam kerangka MoU. JC
beranggotakan delapan orang. Empat anggota dari kubu PSSI dan empat
dari KPSI.
KPSI melarang para pemain ISL untuk bergabung di timnas Indonesia karena
menganggap lembaga pimpinan Djohar Arifin itu menyalahi MoU dalam
pembentukan timnas. Menurut kubu KPSI, amanat MoU bahwa JC bisa
mengharmonisasi timnas berarti JC yang seharusnya mengendalikan Timnas.
Sementara itu, PSSI beranggapan lain. Kata “Harmonisasi” menurut PSSI
berarti JC turun tangan bila ada masalah dengan klub dalam pemanggilan
pemain.
Selain bertemu menteri, pihak KPSI juga melakukan balasan surat imbauan
Menpora yang meminta pemain ISL agar bergabung dengan Timnas proyeksi
Piala AFF 2012.
"Sudah sejak awal saya bilang. Jika memang Timnas dipersiapkan dengan di
bawah kendali JC, maka tidak ada masalah bagi kami. Yang selama ini
terjadi kan Djohar cs hanya melakukan persiapan Timnas asyik sendiri.
Selama sesuai dengan kesepakatan Mou, maka kami akan izinkan pemain ISL
untuk bergabung dengan Timnas demi kepentingan bangsa dan negara," ujar
La Nyalla Mahmud Mattalitti ketua umum PSSI versi KPSI, dalam rilis yang
diterima
Okezone.
Masih kata La Nyalla, ini bukan hanya bicara soal nasionalisme maupun
kecintaan kepada tanah air, namun Timnas saat ini adalah Timnas yang
harus patuh dengan Mou yang sudah disepakati. "Oleh karena itu harus
taat pada aturan dan Mou."
Anggota JC dari KPSI, Hinca Pandjaitan menambahkan, untuk itu, dalam
waktu dekat ini, JC akan kembali menjalankan fungsinya dengan menggelar
pertemuan untuk segera menjalankan himbauan Menpora yang meminta Timnas
di bawah kendali JC.
"Dengan waktu yang sangat singkat ini, maka JC harus segera cepat
melakukan pertemuan dengan kondisi apa pun. Karena untuk kepentingan
bangsa dan negara ini, Timnas harus Timnas yang terbaik. Yang membuat
kami mau melepas pemain ISL itu karena pemikiran dan konsep yang berada
di kami ternyata satu pikiran dengan Menpora. Menpora juga sangat paham
betul dengan fungsi JC pasca Mou ditandatangani. Jadi JC harus segera
kumpul demi Timnas," terangnya.
Hinca pun mengklaim bahwa Menpora sepakat dengan keinginan pihak KPSI
agar Nil Maizar dan Alfred Riedl melakukan pertemuan untuk mediasi.
Namun, dia membantah itu sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap
Timnas.
"Selain itu, Menpora juga sepakat Nil Maizar dan Alfred Riedl bisa
melakukan mediasi dan pertemuan untuk membicarakan komposisi pemain.
Waktu sudah sangat dekat, kita berdoa semoga pihak-pihak bisa mematuhi
isi MoU dan imbauan Menpora di mana Timnas harus di bawah kendali
JC,"ujar Hinca. Hinca menambahkan, teknis pemanggilan pemain ISL segera
akan disiapkan dan diinstruksi kepada klub-klub ISL. "Namun, setelah
pertemuan JC dilaksanakan. Teknis masuknya pemain ISL baru dilakukan
setelah JC melakukan pertemuan sesegera mungkin," tandasnya.
Sekadar diketahui, pada rapat JC terakhir pada 22 Oktober, KPSI yang
telah menunjuk La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI dengan menggelar KLB di
Ancol pada 18 Maret, bersikukuh untuk menjadikan Alfred Riedl sebagai
pelatih Timnas.
Alasannya, Riedl dianggap pelatih yang memiliki kemampuan lebih baik
dari pelatih timnas saat ini, Nil Maizar. Keinginan itu ditolak oleh
kubu PSSI pimpinan Djohar Arifin dengan alasan bisa mengganggu persiapan
tim karena ajang AFF 2012 sudah sangat dekat.PSSI sempat menawarkan
posisi direktur teknik timnas untuk Riedl, namun kubu KPSI menolak
karena Riedl harga mati untuk melepas para pemain ISL ke Timnas
Indonesia.