
Dalam pertemuan itu, menurut Joko, Menpora meminta agar pembentukan timnas harus sesuai dengan kesepakatan Mou, yakni timnas di bawah kendali Joint Committee (JC).Menurutnya, Menpora juga sudah menyampaikan kepada para pihak guna menyelesaikan masalah ini dalam kerangka MoU. JC beranggotakan delapan orang. Empat anggota dari kubu PSSI dan empat dari KPSI.
KPSI melarang para pemain ISL untuk bergabung di timnas Indonesia karena menganggap lembaga pimpinan Djohar Arifin itu menyalahi MoU dalam pembentukan timnas. Menurut kubu KPSI, amanat MoU bahwa JC bisa mengharmonisasi timnas berarti JC yang seharusnya mengendalikan Timnas. Sementara itu, PSSI beranggapan lain. Kata “Harmonisasi” menurut PSSI berarti JC turun tangan bila ada masalah dengan klub dalam pemanggilan pemain.
Selain bertemu menteri, pihak KPSI juga melakukan balasan surat imbauan Menpora yang meminta pemain ISL agar bergabung dengan Timnas proyeksi Piala AFF 2012.
"Sudah sejak awal saya bilang. Jika memang Timnas dipersiapkan dengan di bawah kendali JC, maka tidak ada masalah bagi kami. Yang selama ini terjadi kan Djohar cs hanya melakukan persiapan Timnas asyik sendiri. Selama sesuai dengan kesepakatan Mou, maka kami akan izinkan pemain ISL untuk bergabung dengan Timnas demi kepentingan bangsa dan negara," ujar La Nyalla Mahmud Mattalitti ketua umum PSSI versi KPSI, dalam rilis yang diterima Okezone.
Masih kata La Nyalla, ini bukan hanya bicara soal nasionalisme maupun kecintaan kepada tanah air, namun Timnas saat ini adalah Timnas yang harus patuh dengan Mou yang sudah disepakati. "Oleh karena itu harus taat pada aturan dan Mou."
Anggota JC dari KPSI, Hinca Pandjaitan menambahkan, untuk itu, dalam waktu dekat ini, JC akan kembali menjalankan fungsinya dengan menggelar pertemuan untuk segera menjalankan himbauan Menpora yang meminta Timnas di bawah kendali JC.
"Dengan waktu yang sangat singkat ini, maka JC harus segera cepat melakukan pertemuan dengan kondisi apa pun. Karena untuk kepentingan bangsa dan negara ini, Timnas harus Timnas yang terbaik. Yang membuat kami mau melepas pemain ISL itu karena pemikiran dan konsep yang berada di kami ternyata satu pikiran dengan Menpora. Menpora juga sangat paham betul dengan fungsi JC pasca Mou ditandatangani. Jadi JC harus segera kumpul demi Timnas," terangnya.
Hinca pun mengklaim bahwa Menpora sepakat dengan keinginan pihak KPSI agar Nil Maizar dan Alfred Riedl melakukan pertemuan untuk mediasi. Namun, dia membantah itu sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap Timnas.
"Selain itu, Menpora juga sepakat Nil Maizar dan Alfred Riedl bisa melakukan mediasi dan pertemuan untuk membicarakan komposisi pemain. Waktu sudah sangat dekat, kita berdoa semoga pihak-pihak bisa mematuhi isi MoU dan imbauan Menpora di mana Timnas harus di bawah kendali JC,"ujar Hinca. Hinca menambahkan, teknis pemanggilan pemain ISL segera akan disiapkan dan diinstruksi kepada klub-klub ISL. "Namun, setelah pertemuan JC dilaksanakan. Teknis masuknya pemain ISL baru dilakukan setelah JC melakukan pertemuan sesegera mungkin," tandasnya.
Sekadar diketahui, pada rapat JC terakhir pada 22 Oktober, KPSI yang telah menunjuk La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI dengan menggelar KLB di Ancol pada 18 Maret, bersikukuh untuk menjadikan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas.
Alasannya, Riedl dianggap pelatih yang memiliki kemampuan lebih baik dari pelatih timnas saat ini, Nil Maizar. Keinginan itu ditolak oleh kubu PSSI pimpinan Djohar Arifin dengan alasan bisa mengganggu persiapan tim karena ajang AFF 2012 sudah sangat dekat.PSSI sempat menawarkan posisi direktur teknik timnas untuk Riedl, namun kubu KPSI menolak karena Riedl harga mati untuk melepas para pemain ISL ke Timnas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar