Rabu, 05 Desember 2012

Inilah Lagu Pertama yang Diputar dari Mars


detail berita

CALIFORNIA - Musisi hip-hop will.i.am yang melantunkan lagu berjudul "Reach for the Stars", menjadi penyanyi pertama yang lagunya disiarkan langsung dari Mars pada hari ini (29/8). Berkat bantuan robot penjelajah Curiosity dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), ia dapat meluncurkan lagu hit single premier terbarunya di planet merah tersebut.

"Ini merupakan yang pertama bahwa sebuah lagu dihadirkan dari planet lain," ujar Leland Melvin, Associate Administrator for Education NASA dan mantan astronot, yang berbicara kepada para peserta didiknya di event edukasi di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, seperti dilansir Nbcnews, Rabu (29/8/2012).

Pemutaran lagu "Reach of the Stars" yang diputar di Mars tersebut, persis seperti apa yang dilakukan NASA Administrator Charles Bolden, di mana ia melontarkan pernyataan yang mewakili suara manusia pertama yang disiarkan dari Mars. Debut rover Curiosity dengan biaya USD2,5 miliar di planet merah itu diwarnai tidak hanya misi eksplorasi, tetapi juga mengangkat budaya pop.

"Mars selalu memesona kita dan hal-hal yang diungkap oleh Curiosity, membantu kita untuk mempelajari tentang apakah ada kehidupan yang memungkinkan di sana. Dan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang penjelajahan manusia masa depan (di planet tersebut)," jelas Charles Bolden melalui pernyataan NASA.

"Will.i.am telah memberikan lagu pertama pada playlist (daftar pemutaran lagu) kami terkait eksplorasi Mars," tambahnya. Ini bukanlah yang pertama, sebelumnya grup rock Blur asal Inggris melalui European Space Agency pernah mencoba untuk melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan will.i.am, sebagai bentuk sinyal konfirmasi bahwa pesawat luar angkasa telah selamat mendarat pada 2003.

Akan tetapi, misi pendaratan itu mengalami kendala terkait hilangnya kontak. Kemudian, tidak pernah terdengar lagi. "Saya sedikit gugup, karena ibunda saya sebagai penonton," ungkap will.i.am yang merupakan salah satu personil Black Eyed Peas.

Pria dengan nama asli William J. Adams yang lahir 15 Maret 1975 ini memiliki keinginan yang kuat untuk menginspirasi anak-anak. Ia berupaya memberi motivasi pada anak-anak maupun orang dewasa, yakni apabila melakukan sesuatu pekerjaan apapun, ketika mengalami kebuntuan, jangan pernah ditinggalkan, namun mengubahnya dengan melakukan inovasi.

"Ini adalah pengingat bahwa segala sesuatu adalah mungkin jika Anda mendisiplinkan diri dan mendedikasikan diri sendiri serta tetap berpendirian pada sesuatu," pungkas will.iam. Bolden mengatakan bahwa will.i.am juga akan ikut terlibat dalam program edukasi NASA.

Tanah Mars Bisa Lindungi Astronot dari Radiasi

detail berita

CALIFORNIA - Ilmuwan mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengirimkan astronot dalam misi eksplorasi luar angkasa jangka panjang. Adanya radiasi kosmik menjadi salah satu kendala yang perlu diperhatikan oleh badan Antariksa. Kini peneliti asal Jerman mengungkapkan solusi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah tersebut.

Dilansir Softpedia, Rabu (19/9/2012), Ilmuwan yang bermarkas di GSI Helmholtz Center for Heavy Ion Research di Darmstadt, Jerman, mengatakan bahwa menggunakan regolith (bahan utama pembentuk tanah) untuk membangun tempat singgah di salah satu benda angkasa adalah efisien. Selain itu, penerapan tersebut akan lebih mampu menekan biaya dan difungsikan untuk melindungi penjelajah luar angkasa.

Regolith merupakan istilah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mendeskripsikan tanah yang ada di benda-benda angkasa. Bekerja di bawah bimbingan European Space Agency (ESA), para peneliti asal Jerman ini mencoba menentukan apakah lapisan untuk membangun tempat singgah menggunakan regolith tersebut bisa efektif untuk misi jelajah bulan atau mars masa depan.

Tujuannya ialah untuk melindungi penjelajah dari radiasi, karena atmosfer mars sangat tipis. Oleh karenanya, solusi ini bisa mencegah terjadinya kanker akibat dari radiasi tersebut.

GSI Biophysics Experiment Manager, Chiara La Tessa menjelaskan bahwa hal ini menjadi tidak layak dan tidak praktis untuk membawa material berteknologi dari bumi ke mars atau bulan. Solusi lain harus ditemukan untuk membuat tempat singgah yang lebih mudah.

"Dalam perjalanan luar angkasa, mengangkut material bangunan hingga menembus luar angkasa akan berpotensi terjadinya ledakan. Oleh karena itu, perlu dibangun stasiun sebagai tempat singgah yang berasal dari tanah, yang bisa dibangun dari regolith bulan dan mars untuk melindungi astronot," pungkas Tessa.

Pelajari Tanah Mars, Peneliti Gunakan Laser Curiosity

detail berita

CALIFORNIA - Perangkat canggih Chemistry and Camera (ChemCam) yang disematkan pada Curiosity, meneliti permukaan Mars melalui laser untuk memeriksa titik di wilayah tertentu. Berdasarkan tangkapan foto Remote Micro-Imager ChemCham, tertampil jejak yang ditinggalkan laser Curiosity di permukaan planet merah tersebut.

Dilansir Marsdaily, Jumat (31/8/2012), dua foto yang tertangkap dari jarak sekira 11,5 kaki (3,5 meter) oleh Remote Micro-Imager ChemCam, menampilkan bidang pandang berbentuk lingkaran dengan diameter 3,1 inci (7,9 sentimeter).

Peneliti menggunakan ChemCam untuk mempelajari tanah Mars bernama "Beechey". Tanah ini telah ditargetkan oleh para peneliti pada hari Martian 19 sebagai misi Curiosity (25 Agustus 2012). Mode observasi ini dinamakan raster lima per satu, yakni cara untuk menyelidiki variabilitas kimia pada skala pendek pada target batuan atau tanah.

Pada studi Beechey ini, setiap titik menerima 50 tembakan dari instrumen laser Curiosity. Titik-titik pada sasaran dipelajari secara berurutan dari kiri ke kanan.

Masing-masing tembakan laser itu memberikan lebih dari satu juta watt daya listrik. Peneliti mengungkapkan bahwa energi dari laser mampu membangkitkan atom dalam titik target menjadi kondisi yang bersinar. Lalu, instrumen akan merekam spektrum cahaya yang dihasilkan untuk mengidentifikasi apa saja unsur-unsur kimia yang terkandung dalam tanah tersebut.

Melalui tangkapan foto, tembakan laser tersebut menghasilkan lubang dengan lebar sekira 0,08 inci hingga 0,16 inci. Hal ini menunjukkan kekuatan laser yang mampu menghempas debu dan benda-benda kecil atau kerikil di permukaan Mars tersebut.

NASA Curiosity Mulai Pelajari Batu di Mars

 
 
detail berita

CALIFORNIA - Lebih dari sebulan rover Curiosity berhuni di mars, robot penjelajah buatan NASA tersebut baru akan mulai mempelajari bebatuan di planet merah tersebut. Curiosity akan melakukan analisis batu di mars mulai besok (21/9).

Dilansir Telegraph, Kamis (20/9/2012), ilmuwan dari Mars Science Laboratory John Grotzinger mengatakan, Curiosity telah menempuh perjalanan 100 kaki pada malam lalu. Sehingga, robot penjelajah mars tersebu telah menempuh total perjalanan sejauh 950 kaki.

"Jadi, kami membuat kemajuan yang mantap menuju Glenelg, wilayah di mana tiga medan yang berbeda bergabung bersama-sama. Kami baru menempuh setengah jalan," ujar John.

Tilm ilmuwan berencana untuk menghentikkan pergerakan Curiosity untuk sementara waktu. Ini bertujuan untuk persiapan misi pertama "contact science" menggunakan instrumen pada lengan robot untuk melakukan pemotretan dan menganalisis batu berbentuk piramid.

Batu ini memiliki ukuran tinggi 10 inci dan lebar 16 inci. Batu tersebut dapat diabadikan oleh Mars Hand Lens Imager atau MAHLI dan Alpha Particle X-ray Spectrometer atau APXS yang ada pada Curiosity.

Instrumen yang disematkan pada Curiosity dapat menilai komposisi kimia batu. Robot canggih ini dilengkapi dengan 10 instrumen serta laser kuat yang mampu mencapai target sejauh 23 meter.

Baru-baru ini, Curiosity telah menangkap ratusan objek foto dari tiga gerhana parsial dari matahari. Destinasi akhir Curiosity akan menuju dasar dari Mount Sharp, yaitu gundukan daerah berlapis di jantung Gale Crater, yang dapat mengungkapkan petunjuk tentang sejarah geologi Mars.

Perjalanan ini diperkirakan akan memakan waktu sedikitnya tiga bulan. Curiosity akan menyelesaikan misi jelajah mars dalam waktu dua tahun. Robot yang menggunakan roda sebagai motor penggeraknya ini dirancang untuk mengungkap adanya potensi kehidupan di Mars serta mempelajari kondisi apakah planet merah tersebut mendukung untuk bisa dihuni oleh makhluk hidup di masa depan.

Felix: Misi Jelajah Mars Hanya Buang-Buang Uang

detail berita

WASHINGTON - Felix Baumgartner, si pencetak rekor dunia sebagai manusia pertama yang terjun bebas dari luar angkasa, melontarkan kritiknya terkait pelaksanaan misi jelajah Mars. Ia menyayangkan, ketimbang menggelontorkan dana hingga miliaran dollar Amerika, alangkah baiknya uang itu digunakan untuk penelitian lain yang lebih bermanfaat di bumi.

Felix menyebut misi Mars tersebut sebagai pemborosan uang. Ia membuat pernyataan ini, bersamaan dengan suksesnya robot penjelajah Mars (Curiosity) buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang baru saja merampungkan analisis pertama tentang tanah dari Mars.

"Rakyat harus memutuskan, apakah Anda bersedia untuk menghabiskan semua uang ini untuk pergi ke Mars? Saya pikir rata-rata dari mereka tidak harus menghabiskan jumlah uang tersebut. Mereka harus menggunakan uang itu pada sesuatu yang masuk akal dan tentunya menyelamatkan planet kita," tegas Felix, seperti dikutip International Business Times, Jumat (2/11/2012).

Menurut CNN, misi Mars menyebabkan pembengkakan pada anggaran Amerika Serikat. Seperti diketahui misi Mars yang menggunakan Curiosity telah menelan biaya sebesar USD2,6 miliar.

Total USD2,6 miliar ini merupakan angka yang sangat besar ketimbang misi Mars sebelumnya, yakni rover Spirit and Opportunity. Rover yang mendarat di Mars pada 2004 ini menghabiskan dana sebesar USD800 juta.

Selain itu, robot terkecil buatan NASA, Sojourner juga pernah diluncurkan pada 1997. Robot tersebut menghabiskan dana USD265 juta. Temuan Sojourner di planet merah itu mengungkap tentang ketebalan atmosfer dan unsur air di Mars.

Felix mengungkapkan, jumlah dana yang besar itu lebih baik digunakan untuk mempelajari lebih dalam tentang bumi. "(Misi Mars) Itu hanya sedikit pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari Mars. Saya tidak berpikir bahwa ini masuk akal," ungkapnya.

Robot Jelajah NASA Gagal Ungkap Kehidupan di Mars?

detail berita

CALIFORNIA - Robot penjelajah buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA), Curiosity, tak temukan bukti tentang adanya gas metana di Mars. Selama lebih dari sebulan misi eksplorasi robot senilai USD2,6 miliar ini di atmosfer Mars, Curiosity tak temukan gas metana yang dipercaya berkaitan dengan adanya kehidupan di planet merah tersebut.

Hasil nihil yang dialami Curiosity ini, menambah teka-teki baru yang kian membingungkan para peneliti NASA. Sebab, sebelumnya melalui deteksi teleskop atau pesawat luar angkasa yang mengorbit, di temukan tanda-tanda adanya gas metana di planet tetangga tersebut.

"Mungkin, ini bisa dimengerti karena pengukuran sangat awal dan mereka benar-benar masih belajar keistimewaan dari instrumentasi (atau percobaan penelitian Mars oleh Curiosity)," ujar ilmuwan planet Michael Mumma, dengan Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip ABC Science, Senin (5/11/2012).

Mumma sebagai pemimpin tim yang dahulu pernah menemukan metana di atmosfer Mars pada 2003. Diketahui di bumi, terdapat lebih dari 90 persen gas metana di atmosfer. Ini sangat berkaitan dengan proses geokimia.

Gas ini mudah dipecah oleh sinar matahari. Sehingga, kehadirannya di atmosfer Mars akan mengisyaratkan sumber berkelanjutan di permukaan planet. Namun dalam kasus di Mars, radiasi surya kemungkinan bukan satu-satunya yang menghilangkan gas metana ini.

Misalnya, atmosfer planet dan tanah di Mars memiliki unsur kimia yang bisa sangat merusak ikatan molekul, termasuk molekul pada gas metana. "Proses oksidasi bisa dimulai di atmosfer dan menyebar ke permukaan Mars. Ada kemungkinan oksidan di permukaan Mars, termasuk hidrogen peroksida, yang berpotensi mengakibatkan kehancuran gas metana," terang ilmuwan Curiosity, Sushil Atreya.

Atreya mengungkapkan, badai debu di Mars juga bisa berperan sebagai penghancur gas metana. Selain itu, badai debu juga mampu menghasilkan medan listrik besar yang bisa langsung menghancurkan gas.

Robot Jelajah NASA Teliti Bebatuan di Mars

detail berita

CALIFORNIA - Setelah meneliti pasir di Mars, robot penjelajah (Curiosity) buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA) mulai meneliti bebatuan di planet merah tersebut.

Dilansir Dailycamera, Jumat (16/11/2012), Curiosity siap untuk menempuh perjalanan di lanskap Mars. Robot dengan proyek NASA senilai USD2,6 miliar ini akan mengebor batu dan meneliti material tersebut.

Robot beroda enam ini telah mendiami selama lebih dari sebulan di sebuah gundukan pasir, di mana Curiosity sibuk meraup tanah. Selain itu, robot canggih ini juga meneliti atmosfer, mengukur tingkat radiasi di permukaan tanah.

Ashwin Vasavada, ilmuwan Curiosity menjelaskan bahwa robot buatan badan antariksa asal Amerika Serikat ini akan mulai beraktivitas beberapa hari ke depan. "Ini adalah landasan yang benar-benar memberikan Anda kisah Mars kuno," kata Vasavada dari NASA Jet Propulsion Laboratory.

Ia mengatakan, tanah di Mars ini sedikit lebih sulit untuk diteliti. Karena, ilmuwan belum tahu berapa usia tanah tersebut atau belum mengetahui dari mana asalnya.

Seperti diketahui, robot NASA seukuran mobil ini mendarat di Kawah Gale (Gale Crater), yang merupakan wilayah dekat khatulistiwa Mars. Curiosity pertama kali menampakkan rodanya di permukaan Mars pada Agustus lalu, guna menyelidiki apakah lokasi pendaratan tersebut memiliki tanda terkait kehidupan mikroba.

Destinasi akhir Curiosity adalah gunung setinggi 3 mil yang menjulang dari pusat kawah, yang kaya akan kandungan mineral. Ilmuwan berharap, sampai akhir tahun, Curiosity dapat mencapai dasar gunung, namun tampaknya, robot NASA ini kemungkinan diperpanjang untuk tinggal di tempatnya saat ini.