PADA musim ini biasanya anak-anak maupun orang dewasa rentan terkena penyakit. Bagaimana caranya tetap fit pada musim penghujan?
Anak-anak biasanya menyambut gembira musim hujan. Bermain di bawah
guyuran air hujan, sepertinya sudah menjadi pemandangan yang umum.
Orangtua pun cenderung membiarkan karena beranggapan air hujan tidaklah
berbahaya bagi kesehatan. Padahal, air hujan seperti kita ketahui,
bukanlah air murni. Namun mengandung berbagai macam polutan yang
bercampur di udara, seperti logam dan toxic.
Dr Hindra Irawan Satari SpA(K) M Trop(Paed) mengatakan, membiarkan
anak-anak bermain hujan-hujanan bukanlah tindakan bijak. Orangtua juga
harus lebih waspada pada musim hujan ini. Suhu yang rendah didukung
udara lembap merupakan tempat yang nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti
berkembang biak dan mengancam terjangkitnya virus dengue yang
menyebabkan demam berdarah.
Hindra menyarankan agar anak-anak
menggunakan krim antinyamuk, sementara untuk bayi pastikan menggunakan
kelambu ketika tidur. Virus lain yang perlu diwaspadai saat musim
penghujan adalah rotavirus yang menyerang saluran pencernaan.
Rotavirus merupakan penyebab tertinggi penyakit diare yang bahkan kerap
menyerang bayi usia 6 bulan ke atas. Berbeda dari diare pada umumnya,
infeksi rotavirus biasanya dimulai dari gejala klinis berupa demam
selama berhari-hari dan muntah hebat terus-menerus yang segera diikuti
dengan diare berupa air tanpa ampas.
Untuk menghindari penyakit
ini, sebaiknya orangtua memperhatikan betul makanan yang dikonsumsi
anak. Jangan sampai anak jajan sembarangan. Daripada jajan, sebaiknya
orangtua meluangkan waktu untuk membuat bekal sekolah. Dan, pastikan
anak-anak untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah makan,
maupun setelah bermain.
Selain itu, patuhi jadwal imunisasi guna mencegah penyakit yang muncul
pada musim hujan. Imunitas tubuh anak pada musim ini juga relatif turun.
Karenanya, untuk menjaga daya tahan tubuh anak, konsumsi buah dan
sayuran sudah tidak perlu dibantah lagi.
“Dan, minum susu dua
gelas setiap hari. Kalau kebutuhan nutrisinya terpenuhi, anak tidak
perlu diberi vitamin,” kata dokter yang praktik di RSCM dan RSPI ini.
Mengandalkan pada bahan-bahan alami memang lebih diutamakan ketimbang
memberikan suplemen pada anak. Pemberian suplemen atau vitamin adalah
cara terakhir yang ditempuh apabila anak susah makan misalnya.
Kisaran kalori yang diperlukan anak usia 1-10 tahun adalah 100 kalori
per kilogram berat badan. Di atas 10 tahun sekitar 90 kalori per
kilogram berat badan, sedangkan usia 12 tahun 70 kalori per kilo berat
badan.
Bayi dan anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan. Kondisi tubuhnya masih
rentan terhadap risiko penularan penyakit. Sistem kekebalan tubuh
anak-anak belum berkembang sempurna, terutama pada bayi. Karenanya,
sangat penting menjaga kesehatan buah hati seperti pada musim sekarang
ini.
Adapun wanita hamil juga merupakan kelompok yang rawan
terkena penyakit pada musim hujan karena perubahan hormon di dalam
tubuh. Ibu hamil sebaiknya tetap mencukupi kebutuhan nutrisinya seperti
biasa dengan kalori, protein,dan vitamin C dari bahan alami.
“Konsumsi makronutrien dan mikronutrien, makan semua jenis makanan
sesuai kebutuhan secara seimbang, dan minum susu rendah lemak. Kebutuhan
karbohidrat ibu hamil adalah 45%-65% kalori, dan 10%-35% kalori
protein,” kata dr Damar Prasmusinto SpOG(K).
Jika tertular
flu, jangan sembarangan mengonsumsi obat warung karena kebanyakan obat
ini tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui. “Alternatifnya minum
vitamin C dengan dosis tepat, kalau berlebihan bisa merangsang lambung,”
kata Damar.
Kalaupun flu tidak kunjung sembuh, segera ke dokter untuk mendapat
pengobatan yang tepat. Demikian pula pada kelompok usia lanjut. Kondisi
daya tahan tubuh yang mulai menurun serta fisik yang melemah, membuat
lansia mudah terserang kuman penyakit akibat perubahan cuaca, terutama
cuaca dingin dan angin. Karenanya,bagi golongan ini dianjurkan mencukupi
kebutuhan gizinya dan usahakan untuk membawa payung atau jas hujan bila
bepergian.