Rabu, 05 Desember 2012

Unik, Area Panas Bulan Ini Mirip Jagoan Pac-Man

detail berita
Area Panas Mirip Tokoh Utama dalam Game Pac-Man
CALIFORNIA - Ilmuwan melalui pesawat luar angkasa pengorbit, Cassini, mendeteksi area panas di bulan milik Saturnus yang bernama Tethys. Fitur detektor suhu pada Cassini menunjukkan, Tethys yang merupakan satelit alami milik Saturnus memiliki area suhu panas yang unik, membentuk pola mirip jagoan dalam game Pac-Man.

Dilansir Machineslikeus, Selasa (27/11/2012), Anda bisa menyebut ini sebagai "sekuel Pac-Man". Ilmuwan dengan misi NASA Cassini menemukan bentuk fitur kedua persis icon video game yang pernah populer di 1980. Pola unik ini muncul dalam data thermal yang diperoleh melalui infrared spectrometer Cassini, di mana area panas membentuk pola Pac-Man.

"Temuan Pac-Man di sistem Saturnus ini mengabarkan pada kami bahwa proses menciptakan pola unik ini lebih luas ketimbang yang ditemukan sebelumnya," ujar peneliti Carly Howett. Ia mengatakan, tidak hanya di sistem Saturnus, bahkan sistem Jupiter juga bisa berubah menjadi pola unik tersebut.

Para ilmuwan berteori bahwa bentuk thermal Pac-Man pada bulan milik Saturnus ini terjadi, akibat energi elektron tinggi yang merambat di lintang rendah, di sisi bulan yang menghadap ke depan. Ini terjadi saat Tethys mengorbit di sekitar Saturnus.

Temuan ini juga menunjukkan, elektron energi tinggi dapat secara dramatis mengubah permukaan bulan yang bersuhu rendah. "Studi pada gelombang panjang inframerah ini memberikan kami sejumlah besar informasi tentang proses yang membentuk planet dan bulan," kata Mike Flasar, peneliti utama dari Goddard Space Flight Center NASA.

Ilmuwan melihat pola Pac-Man pada Tethys ini melalui data yang diperoleh pada 14 September 2011, di mana suhu siang hari di dalam "mulut" atau bagian tengah bulan tersebut terlihat lebih dingin ketimbang area lainnya. Area dingin ini bersuhu 29 derajat fahrenheit (15 kelvin).

Sementara area panas pada bulan tersebut, tercatat memiliki suhu 90 Kelvin. "Temuan pola Pac-Man ini menunjukkan keragaman proses yang bekerja dalam sistem Saturnus. Observasi masa depan Cassini diharapkan dapat mengungkap fenomena baru yang mengejutkan kita dan membantu kita untuk lebih memahami evolusi bulan dalam sistem Saturnus," pungkas Linda Spilker, ilmuwan projek Cassini dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Robot NASA Mulai Analisis Sampel Tanah Mars

detail berita

CALIFORNIA - Robot jelajah buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang bertugas mengungkap potensi kehidupan masa depan di Mars, Curiosity, memulai analisis sampel tanah planet merah tersebut.

Dilansir Marsdaily, Selasa (4/12/2012), rover NASA Curiosity menganalisis sampel padat pertama dengan bermacam instrumen, termasuk instrumen Sample Analysis at Mars (SAM). SAM ini dikembangkan oleh Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, yang merupakan laboratorium portabel kimia yang disematkan pada robot tersebut.

SAM meneliti bahan kimia dari sampel serta memeriksa terkait material yang berhubungan dengan lingkungan yang mendukung potensi kehidupan. Sampel tanah Mars ini hadir dari wilayah Mars yang bernama Rocknest.

Sebelumnya, Rocknest merupakan tempat diambilnya sampel untuk analisis mineralogical oleh instrumen Chemistry and Mineralogy (CheMin) yang ada pada Curiosity. CheMin juga mendapatkan sampel baru dari dari sekop Rocknest.

SAM juga sebelumnya menganalisis sampel dari atmosfer atau udara di Mars. SAM bisa mendapatkan sampel padat Mars, baik melalui cara pengeboran atau sekop yang menggunakan bantuan lengan robot Curiosity.

"Ini adalah pertama kalinya kami telah menganalisis sampel padat dengan menggunakan ketiga instrumen yang terdiri dari SAM. Kami juga membersihkan sistem sampel manipulasi Curiosity serta berhasil menguji kemampuan robot untuk memindahkan sampel dari sistem manipulasi melalui rangkaian instrumen," jelas Paul Mahaffy, SAM Principal Investigator di NASA Goddard.

Informasi yang beredar beberapa waktu lalu menyebutkan, NASA dikabarkan akan mendiskusikan aktivitas terkini dari robot Curiosity, yang konon telah menemukan penemuan mikroba di planet merah tersebut.

Kendati demikian, kabar mengenai adanya temuan mengejutkan itu ditampik oleh NASA. "Rumor dan spekulasi mengenai adanya penemuan baru dari misi pada tahap awal ini adalah tidak benar," ujar pejabat Jet Propulsion Laboratory NASA di California.

Robot NASA Temukan Kehidupan Mikroba di Mars?

detail berita
Robot Curiosity di Mars
CALIFORNIA - Badan antariksa asal Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA) dikabarkan akan mendiskusikan aktivitas terkini dari robot penjelajah Mars, Curiosity. Belum diketahui secara pasti, apakah diskusi tersebut terkait dengan penemuan mikroba di planet merah tersebut.

Pengumuman yang akan dikabarkan NASA terkait hasil temuan Curiosity adalah tidak mengumumkan sesuatu yang "mengguncangkan" penduduk di bumi. Pejabat NASA mengatakan, temuan tersebut tidak akan memaksa manusia untuk memikirkan kembali tempatnya di alam semesta.

Seperti diketahui, misi robot Curiosity senilai USD2,6 miliar bertujuan untuk mengungkap adanya potensi kehidupan di Mars. Sehingga, apabila hasil temuan menunjukkan bahwa planet tetangga tersebut mendukung untuk kehidupan, maka kemungkinan manusia di masa depan akan dapat hidup di Mars.

Kendati demikian, kabar mengenai adanya temuan mengejutkan itu ditampil oleh NASA. "Rumor dan spekulasi mengenai adanya penemuan baru dari misi pada tahap awal ini adalah tidak benar," ujar pejabat Jet Propulsion Laboratory NASA di California, seperti dikutip MSN, Senin (3/12/2012).

Ia mengatakan, konferensi pers akan digelar untuk memberikan keterangan yang sesungguhnya tentang robot Curiosity. Selain itu, pengumuman juga akan mengabarkan tentang analisis instrumen hingga investigasi tanah Mars.

Rumor temuan besar Curiosity ini bergulir sejak dua pekan lalu, setelah cerita NPR mengutip kepala misi atau ilmuwan John Grotzinger. John mengatakan, analisis sampel Curisoty di instrumen Mars atau SAM, tengah mengumpulkan data "untuk buku sejarah".

Oleh karena SAM dapat mengidentifikasi senyawa organik, yakni karbon yang mengandung blok bangunan kehidupan yang telah diketahui sebelumnya. Lalu, banyak orang berspekulasi bahwa robot penjelajah planet merah tersebut telah menemukan organik kompleks dalam sampel tanah Mars.

Namun NASA segera membantah rumor tersebut. "Pada titik ini dalam misi, instrumen pada Curiosity tidak mendeteksi bukti definitif organik Mars," tegas NASA.

Gas Belerang Tandai Aktivitas Vulkanik Planet Venus

detail berita
Grafik sulfur gas dioksida (SO2)
WASHINGTON - Selama satu dekade, ilmuwan bidang planet telah memperdebatkan apakah Venus memiliki gunung berapi aktif. Informasi yang berasal dari orbiter Venus Express milik European Space Agency (ESA) mengungkap perubahan besar yang dijelaskan dalam jumlah gas belerang dioksida di atas lapisan awan planet tersebut.

Dilansir Spacedaily, Selasa (4/12/2012), sejak Bumi dan Venus serupa dalam ukuran dan massa. Kedua planet tersebut juga terbentuk di waktu yang sama serta wilayah yang sama dari Sistem Tata Surya. Peneliti mungkin mengharapkan mereka sebagai kembar virtual.

Meskipun demikian, Venus diselimuti oleh selimut awan tebal, terutama terdiri dari tetesan asam sulfat. Badai kekuatan angin di puncak awan menyapu objek di sekitar planet dalam waktu hanya empat jam, di mana fenomena ini disebut sebagai rotasi super.

Di bawah awan, atmosfer karbondioksida yang kaya memiliki kepadatan 90 kali lebih besar daripada di Bumi. Kondisi tersebut mirip rumah kaca, yakni menyimpan panas matahari dan menyebabkan suhu permukaan melonjak menjadi sekitar 460 derajat celcius.

Meskipun Venus merupakan planet terdekat Bumi dan planet tetangga ini telah dikunjungi oleh sejumlah pesawat luar angkasa, Venus masih menyimpan misteri. Salah satu hal yang menarik peneliti ialah mengetahui apakah ada aktivitas gunung berapi di planet tersebut.

Melalui gambar yang diperoleh dari radar, ilmuwan telah mendapatkan lebih dari 1.000 struktur vulkanik dan bukti bahwa pada periode tertentu, planet tersebut pernah dibanjiri oleh lava.

Dengan mempelajari emisi radiasi infrared dari aliran lava di sekitar gunung vulkanik, Venus Express juga menemukan bukti tidak langsung bahwa aktivitas vulkanik mengambil waktu selama 2,5 juta tahun terakhir.

Namun, ilmuwan masih belum bisa memastikan dan menemukan apakah terdapat letusan atau erupsi gunung berapi yang terjadi baru-baru ini. Kontribusi terkini perihal investigasi ilmiah datang dari spektrometer SPICAV-UV di papan Venus Express, yang telah berada di orbit sejak 2006.

Dengan mempelajari data SPICAV, tim ilmuwan dari Prancis dan Rusia menemukan sebuah perubahan yang tidak biasa dalam jumlah sulfur gas dioksida (SO2) di atas atmosfer Venus.

Pekan Ini, Jupiter Terlihat Lebih Besar dari Bumi

detail berita

NEW DELHI - Jupiter, planet terbesar di sistem tata surya berada di posisi terdekatnya dengan Bumi. Pekan ini atau tepatnya Senin (3/11), planet tersebut dapat terlihat lebih besar dari biasanya, bahkan dengan mata telanjang sekalipun.

Dilansir Thehindu, Selasa (4/12/2012), pemandangan ini akan memanjakan mata para pengamat bintang (sky-gazers). N. Sri Raghunandan Kumar, ilmuwan dari Planetary Society of India mengatakan, planet terbesar yang sistem cincin tersebut terlihat lebih cerah dari biasanya.

Jupiter dapat terlihat dengan mata telanjang selama satu jam setelah tenggelamnya matahari. Pemandangan langka tersebut bisa disaksikan di arah timur. Ini akan terlihat sepanjang malam dan di tengah malam, Jupiter akan berada di arah selatan pada ketinggian yang lebih tinggi.

Menurutnya, Jupiter yang memiliki sejumlah besar satelit alami, akan berada di posisi "berlawanan" pada hari Senin malam. "Sebuah planet dikatakan dalam posisi berlawanan dengan matahari dari pandangan kita dari Bumi," ujar Kumar.

Pada tingkat oposisi atau berlawanan ini, planet sepenuhnya diterangi oleh matahari dan muncul semacam disc (cakram). Lebih lanjut ia mengatakan, oposisi Jupiter ini terjadi setiap 13 bulan.

Oposisi terakhir dari Jupiter terjadi pada 29 Oktober 2011 dan berikutnya akan muncul pada 6 Januari 2014. Jarak minimum Jupiter dengan Bumi adalah sekira 588 juta kilometer, sementara jarak maksimum adalah sekria 967 juta kilometer.

Pada hari Senin, Jupiter berada di 608 juta kilometer, yang merupakan jarak terdekat dengan Bumi. "Karena berdekatan dengan Bumi, Jupiter akan bersinar sangat terang pada -2.8 Magnitude," tuturnya.

Robot NASA Temukan Batu Misterius di Mars

detail berita
Gambar yang diambil di Mars oleh rover Opportunity milik NASA
CALIFORNIA - Robot penjelahah buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA), menemukan batu misterius di Mars. Objek tersebut ditemukan oleh rover Opportunity yang kini telah berusia 9 tahun.

Selain robot penjelajah Curiosity, NASA juga memiliki robot Opportunity yang telah menginjak usia 9 tahun. Dilansir Sfgate, Kamis (6/12/2012), meskipun usia robot tersebut jauh lebih tua daripada Curiosity, Opportunity diklaim masih kuat dan telah menemukan ratusan batu misterius yang tertanam di tanah dan di tepi kawah Mars raksasa.

Objek kecil itu tampil dengan cangkang yang keras dan interior yang lebih lembut. Dalam sebuah gambar yang dikirim ke Bumi, bagian batu tersebut tampak telah retak dan terbuka.

Kemungkinan keretakan batu ini akibat dari proses yang terjadi di masa lampau Mars. Hingga kini ilmuwan NASA masih mencari tahu bagaimana objek misterius tersebut bisa terbentuk di wilayah Mars.

Chief Scientist NASA yang menangani Opportunity, Stephen S. Squyres berdiskusi pada pertemuan tahunan American Geophysical Union di Moscone Center dan melaporkan rincian temuan itu pada Rabu (5/12).

Seperti diketahui, rover Opportunity mendarat di Mars pada Januari 2004. Kabarnya, selama misi tiga bulan, Opportunity mencari tanda-tanda air kuno di Mars.

Robot yang bergerak menggunakan enam buah roda ini telah bepergian sepanjang 22 kilometer. Robot ini menemukan banyak bukti yang sangat sugestif bahwa terdapat air di Mars masa lalu.

Salah satu bukti utama bahwa Opportunity telah menemukan tanda-tanda air ialah melalui penemuan batu atau bola kecil dalam ukuran yang beragam. Squyres menamainya dengan sebutan "blueberries".

Benda-benda yang bervariasi pada ukurannya ini mengandung iron mineral hematite (mineral besi), yang jelas terbentuk dalam air. Objek ini kemudian terdampar di kawah, di mana pasir berada pada kondisi berat dalam sulfat.

Bola kecil ini adalah misteri besar. Objek ini mungkin telah terbentuk dari mineral yang tidak diketahui, yang diendapkan dari pasir kuno atau kemungkinan batu ini berasal dari vulkanik.

"Jelas ini adalah batu yang sangat kuno. Mungkin batu ini berusia 3 miliar tahun lalu. Pesawat luar angkasa di orbit sekitar Mars telah mendeteksi sinyal inframerah yang 'tidak ambigu' pada tanah liat di permukaan Mars. Kami sedang berusaha untuk tetap berpikiran terbuka tentang newberries (batu misterius ini)," pungkasnya.

Simpanse di China Hobi Ngebir & Merokok

Foto : TGP

TIANSHAN - Simpanse merupakan hewan primata yang cerdas memiliki kemampuan untuk meniru sikap manusia. Namun simpanse yang ada di taman margasatwa Tianshian, Xinjiang, China, justru gemar merokok dan menenggak bir.

Simpanse di taman margasatwa itu terlihat sedang menyalakan api rokok dengan menggunakan puntung rokok lainnya. Ia pun menghembuskan asap rokoknya bak manusia. Bersamaan dengan itu, mereka pun menenggak sekaleng bir. Demikian, seperti diberitakan Daily Mail, Selasa (3/7/2012).

Anehnya, impanse lain yang ada di taman margasatwa Henan juga melakukan hal yang sama, mereka meniru kebiasaan-kebiasaan manusia secara lebih mendalam. Simpanse-simpanse itu mulai sering merokok dan meludah ketika merasa frustrasi, yang disebabkan karena hubungan seksnya.

Seekor simpanse berusia 13 tahun, Feili, mulai sering meniru kebiasaan buruk para pengunjung taman margasatwa, ketika pasangannya yang berusia 28, tidak mampu untuk memenuhi hasrat seksualnya. Sementara itu Ai Ai dari Xian, seringkali merokok setelah pasangannya mati pada 2005 lalu.

Simpanse perokok yang sangat terkenal adalah Charlie di Afrika Selatan. Charlie sudah mati pada usianya yang ke-52.
Charlie mengejutkan para pengunjung yang melemparnya rokok. Pengurus margasatwa pun mengatakan bahwa Charlie hidup 10 tahun lebih lama dibandingkan simpanse lainnya.