Rabu, 05 Desember 2012

Gas Belerang Tandai Aktivitas Vulkanik Planet Venus

detail berita
Grafik sulfur gas dioksida (SO2)
WASHINGTON - Selama satu dekade, ilmuwan bidang planet telah memperdebatkan apakah Venus memiliki gunung berapi aktif. Informasi yang berasal dari orbiter Venus Express milik European Space Agency (ESA) mengungkap perubahan besar yang dijelaskan dalam jumlah gas belerang dioksida di atas lapisan awan planet tersebut.

Dilansir Spacedaily, Selasa (4/12/2012), sejak Bumi dan Venus serupa dalam ukuran dan massa. Kedua planet tersebut juga terbentuk di waktu yang sama serta wilayah yang sama dari Sistem Tata Surya. Peneliti mungkin mengharapkan mereka sebagai kembar virtual.

Meskipun demikian, Venus diselimuti oleh selimut awan tebal, terutama terdiri dari tetesan asam sulfat. Badai kekuatan angin di puncak awan menyapu objek di sekitar planet dalam waktu hanya empat jam, di mana fenomena ini disebut sebagai rotasi super.

Di bawah awan, atmosfer karbondioksida yang kaya memiliki kepadatan 90 kali lebih besar daripada di Bumi. Kondisi tersebut mirip rumah kaca, yakni menyimpan panas matahari dan menyebabkan suhu permukaan melonjak menjadi sekitar 460 derajat celcius.

Meskipun Venus merupakan planet terdekat Bumi dan planet tetangga ini telah dikunjungi oleh sejumlah pesawat luar angkasa, Venus masih menyimpan misteri. Salah satu hal yang menarik peneliti ialah mengetahui apakah ada aktivitas gunung berapi di planet tersebut.

Melalui gambar yang diperoleh dari radar, ilmuwan telah mendapatkan lebih dari 1.000 struktur vulkanik dan bukti bahwa pada periode tertentu, planet tersebut pernah dibanjiri oleh lava.

Dengan mempelajari emisi radiasi infrared dari aliran lava di sekitar gunung vulkanik, Venus Express juga menemukan bukti tidak langsung bahwa aktivitas vulkanik mengambil waktu selama 2,5 juta tahun terakhir.

Namun, ilmuwan masih belum bisa memastikan dan menemukan apakah terdapat letusan atau erupsi gunung berapi yang terjadi baru-baru ini. Kontribusi terkini perihal investigasi ilmiah datang dari spektrometer SPICAV-UV di papan Venus Express, yang telah berada di orbit sejak 2006.

Dengan mempelajari data SPICAV, tim ilmuwan dari Prancis dan Rusia menemukan sebuah perubahan yang tidak biasa dalam jumlah sulfur gas dioksida (SO2) di atas atmosfer Venus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar