Jumat, 07 Desember 2012

Xi Jinping Tak Terlibat Provokasi China di Laut China Selatan

Xi Jinping (tengah) dikenal blak-blakan (Foto: Xinhua)

BEIJING – Pimpinan tertinggi Partai Komunis China (PKC), Xi Jinping, disebut tidak terlibat dalam kebijakan provokatif yang dilakukan oleh pemerintah China terkait isu sengketa wilayah di Laut China selatan. Xi Jinping meraih posisi tertinggi di PKC November lalu dan direncanakan menggantikan Hu Jintao sebagai Presiden China pada tahun depan.

China memicu reaksi keras dari negara lainnya akhir-akhir ini karena tindakan provokatif yang dilakukannya terkait sengketa di Laut China selatan. Minggu lalu, pemerintah Provinsi Hainan di China mengumukan rencananya untuk memeriksa kapal-kapal yang melewati wilayah Laut China selatan.

Sebelumnya, China juga sempat mendapat protes dari negara lain yang bersengketa dengannya atas wilayah Laut China Selatan karena Negara Tirai Bambu itu mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari China dalam paspor yang dikeluarkannya.

Pengamat politik di China menyatakan Xi Jinping bukanlah sosok yang bertanggung jawab atas keluarnya kebijakan yang kontroversial itu. Paspor China yang banyak diprotes tersebut telah dikeluarkan jauh sebelum naiknya Xi Jinping ke posisi tertinggi di negara itu November lalu.

Sedangkan keputusan memeriksa kapal di Laut China Selatan dikeathui membutuhkan perencanaan selama satu tahun sebelum dapat dikeluarkan.

"Dua kebijakan kontroversial ini tidak berasal dari Xi Jinping dan saya pikir kebijakan tersebut tidak dapat dilihat sebagai acuan atas kebijakan luar negeri china di masa mendatang,” ujar seorang ahli ilmu politik dari Universitas Peking, Zhu Feng, seperti dikutip Reuters, Sabtu (8/12/2012).

Pihak luar mengkhawatirkan China akan bersikap lebih keras dalam berhubungan dengan negara lain pada masa kepemimpinan Xi Jinping. Dalam pidato-pidatonya Xi Jinping seringkali mengeluarkan isu nasionalisme dan kebangkitan bangsa China yang dianggap terlalu berlebihan, apalagi dengan sedang meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.

“Xi Jinping mengeluarkan wacana nasionalisme pada waktu yang tidak tepat,” ujar seorang diplomat negara barat yang tidak mau debutkan namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar